Kualitas Orang Tua dan Guru Jadi Penentu Pendidikan Anak
Mengangkat tema percepat pendidikan yang merata dan berkualitas untuk perayaan Hardiknas 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berpesan pentingnya layanan pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, sebagai penyuplai pendidikan berkualitas tidak hanya di sekolah. Rumah menjadi perangkat pendidikan pertama yang paling penting sebelum anak-anak bersentuhan dengan sekolah.
Pengamat Pendidikan, Itje Khodija menilai pendidikan dalam rumah dan sekolah harus sejalan. Artinya, orang tua dan sekolah harus mengikuti perkembangan zaman dalam mendidik anak-anak di era sekarang ini supaya hal tersebut tidak saling bertentangan dan membingungkan sang buah hati.
"Perangkat pendidikan pastinya rumah, kemudian sekolah. Rumah dan sekolah seyogyanya kerja sama supaya kemudian apa yang diberikan anak-anak di rumah dan mereka peroleh di sekolah tidak berlawanan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/5).
Menurut Itje, peran orang tua sama halnya dengan guru. Tugas itu adalah memahami apa yang saat ini berkembang di dunia anak-anak se-usianya. Orang tua harus belajar apa yang diinginkan anak dalam belajar saat ini.
Orang tua tidak harus meninggalkan gaya pendidikan lama yang terjadi di era mereka. Tetapi, penting juga memperhatikan perkembangan zaman dan ketertarikan anak pada kecanggihan sistem saat ini.
Penggunaan alat elektronik, cara berkomunikasi dan keterampilan anak menjadi hal yang harus diperhatikan orang tua. Pendidikan moral juga penting untuk diajarkan orang tua. Pelajaran tersebut, Itje mengatakan, tidak dapat dilakukan hanya setengah jalan.
"Orang tua harus tahu, harus memahami seperti penggunaan alat-alat elektronik bagaimana menggunakannya secara tepat, kemudian cara orang tua berkomunikasi, memberikan pendapat, karena cara yang dilakukan orang tua pasti ditiru. Terlebih pendidikan paling besar adalah moral dan pendidikan karakter yang asalnya dari rumah," tuturnya.
Kualitas Guru
Seorang anak dikatakan harus mendapatkan pendidikan dasar selama 9 tahun. Meski demikian, kualitas seorang guru dinilai sebagai penentu penciptaan generasi yang berkualitas.
Salah satu yang sedang dikedepankan saat ini adalah pendidikan gratis. Namun sayang, banyak orang menilai, jika pendidikan gratis jutsru membuat murid malas belajar. Padahal, malas atau tidaknya seorang murid ditentukan dari sistem belajar yang digunakan guru.
Itje mengatakan, seorang guru harus dapat mengikuti perkembangan zaman untuk menarik minat anak sekolah. Cara mendidik yang ketinggalan zaman akan membuat mereka bosan dan tidak memahami apa yang diajarkan.
"Makanya, tadi kelemahan yang pertama adalah pemerataan dan kualitas guru. Kualitas guru kita masih senjang belum merata, ada yang bagus tapi ada juga yang seadanya. Hal itu menyebabkan kualitas anak di satu daerah dengan daerah lainnya tidak sama," tuturnya.
Menurut Itje, seorang guru tidak boleh memiliki pengetahuan yang terbatas. Dia juga harus mengajar dengan cara modern dan meninggalkan sistem belajar yang kuno. Perkembangan informasi dan kemajuan teknologi harus diketahui oleh guru.
"Saya rasa anak-anak mendengarkan hanya sungkan saja, karena dia takut, karena dia menghormati gurunya, tapi belum tentu dia sebenarnya belajar," ujarnya.
Pengamat Pendidikan, Itje Khodija menilai pendidikan dalam rumah dan sekolah harus sejalan. Artinya, orang tua dan sekolah harus mengikuti perkembangan zaman dalam mendidik anak-anak di era sekarang ini supaya hal tersebut tidak saling bertentangan dan membingungkan sang buah hati.
"Perangkat pendidikan pastinya rumah, kemudian sekolah. Rumah dan sekolah seyogyanya kerja sama supaya kemudian apa yang diberikan anak-anak di rumah dan mereka peroleh di sekolah tidak berlawanan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/5).
Menurut Itje, peran orang tua sama halnya dengan guru. Tugas itu adalah memahami apa yang saat ini berkembang di dunia anak-anak se-usianya. Orang tua harus belajar apa yang diinginkan anak dalam belajar saat ini.
Orang tua tidak harus meninggalkan gaya pendidikan lama yang terjadi di era mereka. Tetapi, penting juga memperhatikan perkembangan zaman dan ketertarikan anak pada kecanggihan sistem saat ini.
Penggunaan alat elektronik, cara berkomunikasi dan keterampilan anak menjadi hal yang harus diperhatikan orang tua. Pendidikan moral juga penting untuk diajarkan orang tua. Pelajaran tersebut, Itje mengatakan, tidak dapat dilakukan hanya setengah jalan.
"Orang tua harus tahu, harus memahami seperti penggunaan alat-alat elektronik bagaimana menggunakannya secara tepat, kemudian cara orang tua berkomunikasi, memberikan pendapat, karena cara yang dilakukan orang tua pasti ditiru. Terlebih pendidikan paling besar adalah moral dan pendidikan karakter yang asalnya dari rumah," tuturnya.
Kualitas Guru
Seorang anak dikatakan harus mendapatkan pendidikan dasar selama 9 tahun. Meski demikian, kualitas seorang guru dinilai sebagai penentu penciptaan generasi yang berkualitas.
Salah satu yang sedang dikedepankan saat ini adalah pendidikan gratis. Namun sayang, banyak orang menilai, jika pendidikan gratis jutsru membuat murid malas belajar. Padahal, malas atau tidaknya seorang murid ditentukan dari sistem belajar yang digunakan guru.
Itje mengatakan, seorang guru harus dapat mengikuti perkembangan zaman untuk menarik minat anak sekolah. Cara mendidik yang ketinggalan zaman akan membuat mereka bosan dan tidak memahami apa yang diajarkan.
"Makanya, tadi kelemahan yang pertama adalah pemerataan dan kualitas guru. Kualitas guru kita masih senjang belum merata, ada yang bagus tapi ada juga yang seadanya. Hal itu menyebabkan kualitas anak di satu daerah dengan daerah lainnya tidak sama," tuturnya.
Menurut Itje, seorang guru tidak boleh memiliki pengetahuan yang terbatas. Dia juga harus mengajar dengan cara modern dan meninggalkan sistem belajar yang kuno. Perkembangan informasi dan kemajuan teknologi harus diketahui oleh guru.
"Saya rasa anak-anak mendengarkan hanya sungkan saja, karena dia takut, karena dia menghormati gurunya, tapi belum tentu dia sebenarnya belajar," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar